Kamis, 07 Juni 2012

Agama sebagai Wacana


Zaman sekarang ini, segalanya hanya diukur dengan uang, segala yang kita lakukan, hanyalah untuk mencari uang dan demi uang. Inilah yang terjadi sekarang ini. Kita melupakan hal-hal penting dalam kehidupan ini. Salah satu yang kita lupakan adalah agama. Saking sibuknya mencari uang, seseorang bisa lupa menjalankan shalat 5 waktu, Saking pentingnya uang seseorang bisa tidak pernah pergi ke Gereja setiap minggu. Ya, beginilah yang terjadi sekarang. Agama hanya menjadi identitas seseorang dalam KTP. Diluar itu kita melakukan kewajiban kita pada agama hanya pada waktu tertentu.

Bila sedang bulan Ramadhan, barulah kita menjalankan ibadah, atau bila Natal tiba, barulah kita beribadah. Miris, inilah yang banyak terjadi di sekitar kita ini. Demi uang, agamapun tidak diperdulikan. Padahal yang terpenting dalam hidup ini adalah ibadah, karena kembali lagi kita diciptakan oleh Tuhan bukan untuk menjadi hamba uang. Marilah kita berubah, jangan jadikan agama hanya sebagai wacana, jangan hanya beribadah pada saat tertentu seperti hari-hari besar. Setiap agama pasti mengajarkan kebenaran, dan Agama yang kita anut, lebih indah daripada segala macam hal duniawi di dunia ini.

Efektifitas Proyek Inafis


Tahu atau tidak, ternyata Mabes Polri mengeluarkan kartu pengenal bernama INAFIS. Apa itu INAFIS? INAFIS merupakan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System. Yang merupakan kartu identitas dengan menggunakan tes sidik jari. Mungkin beberapa dari kita berfikir ini seperti E-KTP yang sedang berjalan pelaksanaanya, ternyata INAFIS berbeda dari E-KTP,

Kartu ini dibuat via kepolisian. Bukan cuma data singkat sebagaimana yang ada dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) selama ini yang masuk di kartu ini, tapi lebih lengkap dari itu. Selain nama Anda, tempat tanggal lahir, foto, juga ada sidik jari, nomor kendaraan, nomor BPKB, nomor sertifikat rumah, dan bahkan nomor rekening di bank akan tertampung di situ.

Namun ternyata projek ini kurang efektif dan harus diberhentikan sementara untuk dikaji sementara positif negatifnya. Dalam pembuatannya, INAFIS card ini harusnya dibiayai oleh pemerintah, namun kenyataanya dilapangan, setiap orang yang membuat INAFIS card harus membayar alias diberi pungutan. Selain itu INAFIS card ini bentrok dengan E-KTP yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Sudah jelas untuk kita tahu bahwa proyek INAFIS harus dikaji pelaksanaanya agar nantinya kartu tersebut dan dana yang digunakan tidak sia-sia terbuang.

Penanggulangan Pembatasan BBM


Wacana tentang BBM akhir-akhir ini seperti tidak ada habisnya, topik ini memang tidak hanya menjadi perdebatan nasional, namun merupakan perdebatan internasional sejak lama, namun baru sekarang ini BBM di negara kita mengalami pergejolakan.
Masalah BBM di negara ini dimulai ketika terjadinya kenaikan harga BBM dan penghapusan subsidi premium. Semua masyarakat berseru untuk tidak terjadi kenaikan tersebut, apa daya pemerintah, mereka lalu membatalkan kenaikan tersebut sampai tanggal yang belum jelas. Ini memang seperti kemenangan pada masyarakat kecil, namun ternyata dibalik itu banyak persoalan yang dihadapi.
Persoalan yang kita hadapi dalam masalah BBM ini tidak bisa dibilang ringan, BBM murah hanya menghabiskan cadangan minyak bumi Indonesia saja, dan pendapatanya sangat minim. Inilah yang memaksa presiden kita “bernyanyi” tentang cadangan minyak bumi Indonesia mencapai fase kritis, yang artinya pastilah BBM harus dibatasi.
Permasalahan ini memang menjadi pelik, dan bila tidak segera diatasi akan bertambah runyam. Masyarakat tentunya tidak menginginkan terjadi pembatasan BBM, oleh karena itu ada beberapa solusi cerdas yang telah dilakukan pemerintah. Yang pertama adalah pelarangan penggunaan BBM premium bagi kendaraan dinas pemerintahan. Hal ini sangatlah baik menurut saya untuk mengurangi penggunaan premium, dan dengan cara pengawasan yang cerdas juga dengan penempelan stiker khusus pada kendaraan dinas. Yang kedua, adalah pelarangan kendaraan perkebunan menggunakan solar dikarenakan sudah ditetapkan bahan bakarnya sendiri, yang ketiga adalah konversi BBM ke BBG atau yang kita kenal dengan bahan bakar gas. Hal ini merupakan cara yang efektif untuk mengatasi kelangkaan BBM.
Yang terakhir adalah pelarangan PLN membangun pembangkit listrik yang menggunakan BBM, dan terjadi penghematan listrik di bangunan-bangunan pemerintahan. Hal tersebut sudah cukup baik dilakukan untuk mengatasi kelangkaan BBM.
Menurut pribadi saya, pemerintah juga harus membenahi angkutan umum agar semua orang nyaman menggunakan angkutan umum tersebut, sehingga jumlah kendaraan pribadi di jalan raya semakin sedikit.  Namun kita lah sebagai masyarakat berperan aktif, Kita harus meningkatkan kesadaran diri kita masing-masing dalam menggunakan BBM, Gunakan BBM sesuai dengan tingkat ekonomi kita, dan lakukanlah penghematan dengan tidak “membuang-buang” listrik dan bahan bakar kita. BBM sangat penting dalam roda kehidupan bangsa Indonesia, jadi kita harus sadar dan menjaga sumber bahan bakar kita dan penggunaanya.

Sudahkah Saya Menjadi Pribadi yang Berkarakter?


Sudahkah saya menjadi pribadi yang berkarakter?
Dari judulnya saja, kita pasti tahu ini merupakan pertanyaan untuk diri kita masing-masing, namun kali ini saya akan mencoba membaginya untuk Anda.
Karakter sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan ini, karakter ini berguna untuk menghadapi segala macam rintangan dalam kehidupan ini. Semakin Anda berkarakter, maka semakin mudah anda dalam menghadapi cobaan hidup.
Saya pribadi memiliki beberapa karakter kuat dalam diri saya, saya memiliki beberapa karakter kuat ini yang dibentuk dari kecil dari bimbingan orangtua, dari lingkungan sekitar, dan orang-orang terdekat. Saya memiliki karakter disiplin. Oleh kedua orangtua saya, saya diajarkan dari kecil, dan ternyata semua pekerjaan yang saya lakukan membutuhkan disiplin yang sangat tinggi agar dapat menyelesaikan semua tugas dan pekerjaan dengan baik.
Dengan disiplin yang baik, kita menjadi memiliki banyak waktu senggang, yang bisa kita gunakan untuk bersantai, bermain, atau bahkan mengerjakan pekerjaan lain.
Selain disiplin, saya juga memiliki karakter seperti berani, kreatif, berani ambil resiko dan keras kepala. Untuk keras kepala, kadang itu bisa berdampak positif, namun kita harus dapat membatasi keras kepala tersebut agar tidak kelewatan dan berakibat fatal bagi diri kita sendiri.
Sebenarnya untuk menjadi pribadi yang berkarakter caranya mudah, kita harus sering menggali potensi kita dengan berbagai cara seperti bersosialisasi, mencoba hal baru dan lain-lain, setelah kita menemukan diri kita sendiri, kembangkanlah karakter tersebut.  Karakter tidak terbentuk dengan instan, jadi kita harus terus mengembangkan dan jangan takut berbuat kesalahan.
Menjadi pribadi yang berkarakter sangat menguntungkan. Cobalah..
Powered By Blogger