Organisasi adalah suatu hal yang sangat dibutuhkandalam semua bidang. Dalam perekonomian, sosial, budaya, olahraga, dan masih banyak bidang lainnya membutuhkan organisasi. Organisasi sangat dibutuhkan dalam menjalankan sistem yang akan menjalankan operasional dalam berbagai bidang tersebut. Semakin baik organisasinya, akan semakin baik sistem yang dijalankan atau digunakan, sehingga akan terjadi peningkatan baik kuantitatif, maupun kualitatif dalam bidang yang bersangkutan. Semua aspek dalam organisasi sangat berperan aktif talam kemajuan sistemnya, namun yang paling menonjol adalah pemimpin. Pemimpin adalah seseorang yang memimpin suatu organisasi, yang dapat menggunakan logika, dan metode-metode untuk memikirkan, kemudian melakukan tindakan untuk mencapai tujuan organisasi. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinannya. Oleh karena itu, dibutuhkan pemimpin yang baik dan bermental kuat dalam menjalankan dan memimpin organisasi. Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok pemimpin berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok. Karenanya, dibutuhkan pemimpin yang memiliki sifat-sifat seperti,
• Jujur dalam menjalankan organisasi, yang dimaksud adalah dapat berfikir realistis dan tidak mengada-ngada
• Mampu berkomunikasi dengan bawahan, sehingga tujuan dan misi dari organisasi tersalurkan kepada bawahan yang akan menjalankan operasional organisasi
• Mampu mengambil keputusan secara tepat, tegas dan cepat
• Bertanggung jawab atas segala keputusan
• Mampu memberi rasa nyaman kepada bawahan sehingga terjadi kesinambungan dalam organisasi
• Disiplin, tepat waktu
• Mau mendengarkan saran anggota lain
• Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
• Kemampuan Bertumbuh dan Berkembang
• Sikap yang Inkuisitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
• Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan dalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.
• Daya Ingat yang Kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
• Kapasitas Integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi.
• Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
• Keteladanan,s seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan teladan dalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku.
• Menjadi Pendengar yang Baik
• Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisonal, temporal dan spatial.
• Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.
• Ketegasan
• Keberanian
• Orientasi Masa Depan
Dalam menjalankan kepemimpinan, pemimpin haruslah memiliki hal-hal diatas agar memiliki organisasi dan sistem yang kuat. Hal tersebut menunjang teori kepemimpinan yaitu Teori Humanistik dengan para pelopor Argryris, Blake dan Mouton, Rensis Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah manusia merupakan “motivated organism”. Organisasi memiliki struktur dan sistem kontrol tertentu. Fungsi dari kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Apabila dicermati, didalam Teori Humanistik, terdapat tiga variabel pokok, yaitu; (1), kepemimpinan yang sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan, dan kemampuan-nya, (2), organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan dengan kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan, dan (3), interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama. Blanchard, Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan, kepemimpinan bukanlah sesuatu yang Anda lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu yang Anda lakukan bersama dengan orang lain (Blanchard & Zigarmi, 2001).
Organisasi seharusnya memiliki pemimpin yang memiliki kepemimpinan dengan ciri-ciri ideal diatas serta organisasi memiliki visi seperti yang ada dalam teori humanistik tersebut. Mungkin ini bisa dicontoh untuk organisasi sepak bola Indonesia, PSSI. Yang kita lihat, baru-baru ini setelah piala Danone di Prancis, Indonesia yang dibela anak-anak kecil, sanggup berbicara di kancah tersebut, yang lebih hangat tentu saja kemenangan Indonesia junior melawan Italia junior dengan skor 1-0. Ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi pada Indonesia senior yang sangat jauh dari harapan. Yang harus dibenahi hanyalah satu, organisasi PSSI harus dirombak, dengan pemimpin yang memiliki kepribadian yang kuat serta kepemimpinan dengan ciri-ciri diatas. Dengan pemimpin yang kuat, akan terjadi sendiri struktur organisasi yang kuat juga, yang akan memperbaiki sistem dari PSSI tersebut, imbasnya pastilah kita dapat berbicara dalam kancah sepakbola internasional. Kita tidak akan melihat Indonesia kalah dengan skor yang telak dan kita akan melihat kemenangan melawan tim-tim besar.
Oleh karena itu, dalam organisasi dibutuhkan pemimpin yang kuat, yang mampu mengubah sistem organisasi sekuat dirinya yang efeknya akan terus memajukan organisasi tersebut.
Sabtu, 23 Oktober 2010
Kamis, 21 Oktober 2010
bike to work
“Bike to Work”
Kemacetan merupakan permasalahan yang sangat pelik, rumit, dan setiap hari kita jumpai. Dari mulai berangkat ke kampus, sekolah, kerja, maupun ibu rumah tangga yang menuju pasar, semua mengalaminya. Kemacetan sangat menggangu bagi semua orang, menghambat pekerjaan, memakan waktu, dan berbagai kesulitan lainnya. Kitapun sebagai mahasiswa pasti merasakan itu. Apakah yang menimbulkan kemacetan tersebut? Orang-orang biasanya menyalahkan jalanan yang sepit, ankutan umum yang berhenti sembarangan, sampai pihak polisi yang tidak dapat menertibkan lalu lintas. Namun sebenarnya, semua itu salah. Sebenarnya kitalah yang menyebabkanya.
Kitalah yang menyebabkan kemacetan terjadi, mulai dari berkendara yang ugal-ugalan, menyeberang bukan di tempat yang digunakan, dan menunggu angkutan umum di jalan raya, bukan di halte atau terminal. Sebenarnya semua itu dapat dilakukan mulai dari diri kita. Walau pun semua orang tidak sependapat, minimal kita meminimalisir kemacetan tersebut melalui tindakan kita. Untuk mengurangi kemacetan, kita dapat menggunakan angkutan umum, dan meninggalkan kendaraan kita di rumah. Solusi lainnya adalah dengan bersepeda. Mengapa bersepeda? Karena sepeda tidak menimbulkan kemacetan karena bentuknya yang kecil dan bebas dari polusi. Sekarang ini, kita juga harus sadar, kita harus menjaga kelestarian lingkungan kita dengan baik, salah satunya adalah polusi. Oleh karena itu, mari kita bersepeda.
Meski baru sedikit peminatnya, namun perkembangan sepeda untuk beraktifitas sangat baik. Mulai dari ide “Car Free Day” yang dilaksanakan Pemda DKI yang diadakan setiap hari minggu, mampu meminimalisir kemacetan dan dan mengundang banyak orang dari anak kecil, sampai usia lanjut bersepeda. Gagasan itulah yang membuat bersepeda kini mulai digemari. Indonesia kini mulai mengikuti Jepang, yang sudah menggunakan sepeda sebagai alternatif transportasi di negaranya. Terbukti di Jepang, yang meski memiliki sistem jalan raya yang baik, mampu mengurangi polusi dan kemacetan. Untuk itulah Indonesia patut mencontohnya untuk menanggulangi hal kemacetan tersebut.
Sepeda adalah sarana transportasi yang fleksibel, dan harganya terjangkau, itulah yang menyebabkan perkembangan sepeda terus meningkat, walau tidak secepat sepeda motor ataupun mobil. Sekarang ini, sudah banyak klub-klub sepeda di Jakarta, tujuannya sama, untuk mempopulerkan “bike to work”. Mereka bersepeda selain untuk menanggulangi kemacetan, selain itu untuk rekreasi, mereka menjadi menikmati perjalanan ke kantor, berbeda dengan bila kita berkendara yang menyebabkan kita stres karena macet. Mereka yang bersepeda, mulai dari kalangan mahasiswa, pelajar, karyayan, dan yang mengagumkan, orang-orang yang memiliki jabatan-jabatan penting di berbagai perusahaan, ikut menggunakan sepeda untuk ke kantor. Mereka tidak malu untuk menggunakan sepeda, karena mereka menikmatinya. Perkembangan sepeda semakin baik kini di mata masyarakat Jakarta. Dari orang-orang yang hanya melihat, kemudian tertarik, dan mencobanya. Akhirnya mereka mencintai kegiatan itu, dan menyadari bahwa kemacetan bisa ditanggulangi dengan bersepeda. Kegiatan mereka itulah yang menyebabkan pemda DKI ingin membangun jalur khusus untuk bersepeda. Rencana ini disambut baik oleh para bikers, dan mengharapkan kemacetan berkurang. Semoga rencana ini disambut dan didukung oleh kita, para pemuda, yang cinta tanah air, dan lingkungan kita. Pemuda merupakan kekuatan bangsa Indonesia. Kitalah yang harus mewariskan lingkungan yang kita miliki. Kita harus terus menjaga kelestarian alam. Kemacetan, polusi, biaya untuk BBM, inilah yang kita persoalkan tiap hari. Marilah kita coba bersepeda, agar kemacetan dapat kita tanggulangi, agar nantinya lingkungan Jakarta, menjadi asri kembali. Anda berminat?
Kemacetan merupakan permasalahan yang sangat pelik, rumit, dan setiap hari kita jumpai. Dari mulai berangkat ke kampus, sekolah, kerja, maupun ibu rumah tangga yang menuju pasar, semua mengalaminya. Kemacetan sangat menggangu bagi semua orang, menghambat pekerjaan, memakan waktu, dan berbagai kesulitan lainnya. Kitapun sebagai mahasiswa pasti merasakan itu. Apakah yang menimbulkan kemacetan tersebut? Orang-orang biasanya menyalahkan jalanan yang sepit, ankutan umum yang berhenti sembarangan, sampai pihak polisi yang tidak dapat menertibkan lalu lintas. Namun sebenarnya, semua itu salah. Sebenarnya kitalah yang menyebabkanya.
Kitalah yang menyebabkan kemacetan terjadi, mulai dari berkendara yang ugal-ugalan, menyeberang bukan di tempat yang digunakan, dan menunggu angkutan umum di jalan raya, bukan di halte atau terminal. Sebenarnya semua itu dapat dilakukan mulai dari diri kita. Walau pun semua orang tidak sependapat, minimal kita meminimalisir kemacetan tersebut melalui tindakan kita. Untuk mengurangi kemacetan, kita dapat menggunakan angkutan umum, dan meninggalkan kendaraan kita di rumah. Solusi lainnya adalah dengan bersepeda. Mengapa bersepeda? Karena sepeda tidak menimbulkan kemacetan karena bentuknya yang kecil dan bebas dari polusi. Sekarang ini, kita juga harus sadar, kita harus menjaga kelestarian lingkungan kita dengan baik, salah satunya adalah polusi. Oleh karena itu, mari kita bersepeda.
Meski baru sedikit peminatnya, namun perkembangan sepeda untuk beraktifitas sangat baik. Mulai dari ide “Car Free Day” yang dilaksanakan Pemda DKI yang diadakan setiap hari minggu, mampu meminimalisir kemacetan dan dan mengundang banyak orang dari anak kecil, sampai usia lanjut bersepeda. Gagasan itulah yang membuat bersepeda kini mulai digemari. Indonesia kini mulai mengikuti Jepang, yang sudah menggunakan sepeda sebagai alternatif transportasi di negaranya. Terbukti di Jepang, yang meski memiliki sistem jalan raya yang baik, mampu mengurangi polusi dan kemacetan. Untuk itulah Indonesia patut mencontohnya untuk menanggulangi hal kemacetan tersebut.
Sepeda adalah sarana transportasi yang fleksibel, dan harganya terjangkau, itulah yang menyebabkan perkembangan sepeda terus meningkat, walau tidak secepat sepeda motor ataupun mobil. Sekarang ini, sudah banyak klub-klub sepeda di Jakarta, tujuannya sama, untuk mempopulerkan “bike to work”. Mereka bersepeda selain untuk menanggulangi kemacetan, selain itu untuk rekreasi, mereka menjadi menikmati perjalanan ke kantor, berbeda dengan bila kita berkendara yang menyebabkan kita stres karena macet. Mereka yang bersepeda, mulai dari kalangan mahasiswa, pelajar, karyayan, dan yang mengagumkan, orang-orang yang memiliki jabatan-jabatan penting di berbagai perusahaan, ikut menggunakan sepeda untuk ke kantor. Mereka tidak malu untuk menggunakan sepeda, karena mereka menikmatinya. Perkembangan sepeda semakin baik kini di mata masyarakat Jakarta. Dari orang-orang yang hanya melihat, kemudian tertarik, dan mencobanya. Akhirnya mereka mencintai kegiatan itu, dan menyadari bahwa kemacetan bisa ditanggulangi dengan bersepeda. Kegiatan mereka itulah yang menyebabkan pemda DKI ingin membangun jalur khusus untuk bersepeda. Rencana ini disambut baik oleh para bikers, dan mengharapkan kemacetan berkurang. Semoga rencana ini disambut dan didukung oleh kita, para pemuda, yang cinta tanah air, dan lingkungan kita. Pemuda merupakan kekuatan bangsa Indonesia. Kitalah yang harus mewariskan lingkungan yang kita miliki. Kita harus terus menjaga kelestarian alam. Kemacetan, polusi, biaya untuk BBM, inilah yang kita persoalkan tiap hari. Marilah kita coba bersepeda, agar kemacetan dapat kita tanggulangi, agar nantinya lingkungan Jakarta, menjadi asri kembali. Anda berminat?
Langganan:
Postingan (Atom)