Sabtu, 26 Maret 2011

Perilaku konsumen

Perilaku Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Selain itu Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan denganpencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.[2] Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.
Perilaku konsumen menjelaskan bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran. Ya, pemasar wajib memahami konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil keputusan.
Alasan mempelajari perilaku konsumen antara lain :
1. Analisis ini akan membantu para manajer untuk :
• Mendesain bauran pemasaran
• Mensegmen pasar bisnis
• Memposisikan dan mendiferensiasikan produk
• Melaksanakan analisis lingkungan
• Mengembangkan studi riset pasar
2. Perilaku konsumen harus memainkan peranan yang penting dalam pengembangan kebijakan publik
3. Studi terhadap hal ini akan memungkinkan seseorang menjadi konsumen yang lebih efektif
4. Analisis konsumen memberikan pengetahuan menyeluruh tentang perilaku manusia
5. Studi perilaku konsumen juga memberikan tiga jenis informasi :
• Orientasi Konsumen
• Fakta-fakta tentang perilaku manusia
• Teori-teori yang menjadi pedoman proses pemikiran

Terkait dengan perilaku konsumen, maka terkait pula dengan prinsip5W+1H :
• Why : Mengapa mendapatkan barang/jasa tersebut ?
• What : Berupa apa barang/jasa tersebut ?
• Who : Siapa yang mendapatkan barang/jasa itu ?
• When : Kapan bisa didapatkan barang/jasa tersebut ?
• Where : Dimana barang/jasa tersebut bisa didapatkan ?
• How : Bagaimana barang/jasa tersebut didapatkan ?
Berikut contoh perumpamaannya : Roy, mahasiswa universitas swastaterkenal di Jakarta (Who) ingin membeli (How) Nokia E90 (What). Ia ingin membelinya karena HP teman-teman Roy canggih semua (Why).
Ia berencana membelinya akhir minggu ini setelah mendapatkan uang saku dari orang tua (When) di pusat perdagangan HP di dekat kampusnya (Where). Nah, mempelajari 5W+1 H ini merupakan inti dari Perilaku Konsumen.
Menurut James F. Engel - Roger D. Blackwell - Paul W. Miniard dalam Saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi,pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

TEORI PERILAKU KONSUMEN

Menerangkan per ilaku pembeli dalam menggunakan dan membelanjakan pendapatan yang diperolehnya, yaitu : Alasan para pembeli / konsumen untuk membeli lebih banyak barang p ada harga yang lebih r endah akan mengurang pembelian pada harga yang tinggi. Bagaimana seseor ang konsumen menentukan jumlah dan ko mposisi dar i barang yang akan dibeli dari pendapatan yang diperolehnya.
Nilai guna ( utility ) adalah kepuasan atau kenik matan yang dipero leh seseorang dari mengkonsumsi barang- barang. Jik a kepuasan itu makin tinggi, maka makin tinggi pu la nilai gu nanya (utility- nya).

PENDEKATAN TEORI PERILAKU KONSUMEN :

Pendekatan Nilai Guna ( Utility ) Kardinal, dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang ko nsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif.Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan misalnya mata uang. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambash kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (Marginal Utility) Berlaku hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.

Pendekatan Nilai Guna ( Utility ) Ordinal, manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsi barang-bar ang tidak dikuantifikasi. Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Padakenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).
Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).

TEORI NILAI GUNA

Kepuasan atau kenikmatan yang d iperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang semakin tinggi, maka makin tinggi pu la nilai gunanya (utility-nya). Terbagi atas :
Nilai Guna Total ( Total Utility /TU) : jumlah seluruh kepuasan yang dipero leh dari mengko nsumsikan sejumlah barang tertentu.
Nilai Guna Marginal (marginal Utility /MU): pertambahan/pengurangan kepuasan sebagai akibat dari penambahan/pengurangan penggunaan su atu unit barang tertentu.
Hipotesis utama teori nilai gu na : hukum nilai guna marg inal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsu msikan suatu barang akan menjadi lebih sedikit apabila orang tersebut terus menambah ko nsumsinya atas barang tersebut.

MEMAKSIMALKAN NILAI GUNA ( UTILITY )

Dalam keadaan dimana harga-harga ber bagai macam barang adalah berbeda, syarat yang harus dipenuhi untuk memberikan nilai guna yang maksimum adalah : setiap rumah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya.
Hipotesis :
Seseor ang akan memaksimumkan nilai gu na dari barang-barang yang
dikonsumsinya apabila perbandingan nilai guna marginal berbagai barang tersebut adalah sama dengan perbandingan harga-harga barang tersebut. Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsinya apabila nilai guna marginal untuk setiap rupiah yang dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang dikonsu msikan.

KONSEP ELASTISITAS
Terdapat tiga macam konsep elastisitas permintaan, yaitu :
a. Elastisitas Harga,
b. Elastisitas Silang,
c. Elastisitas Pendapatan.

Elastisitas Harga yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta yangdisebabkan oleh perubahan harga barang itu sebesar satu persen.

Elastisitas Silang ( Elastisitas Harga Silang) yaitu persentase perubahan jumlah barangyang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang lain (barang yang mempunyai hubungan) sebesar satu persen.

1 komentar:

Powered By Blogger