Tidak asing lagi memang judul diatas, Posisi menentukan
prestasi. Judul tersebut sering terdengar pada masa UTS dan UAS mungkin di
kampus, atau sekolah Anda pada saat ujian semester. Begitupun dengan yang
terjadi pada saya, sering terdengar sebelum masuk ujian bagaimana
berbondong-bondong anak yang memiliki kelebihan dalam pelajaran, menjadi
primadona dari mahasiswa lain. Mahasiswa lain mencari tempat duduk yang dekat
dengan “sang primadona” agar dirinya dapat menjadi “primadona” juga, dalam hal
ini adalah nilai. Mereka duduk dekat dengan mahasiswa yang pintar agar mereka
dapat mencontk, atau bahasa halusnya mereka meminta jawaban. Yang mereka
inginkan adalah nilai bagus, ya hanya untuk nilai.
Sebenarnya hal ini sudah menjadi kebiasaan sehingga tradisi
ujian seperti ini bersifat turun-temurun. Dari kecil, di tingkat SD contohnya,
mereka yang ingin nilai bagus tanpa belajar, mencontek dan bekerjasama dengan
teman-temannya. Satu jawaban yang saya dapatkan adalah, mereka mencari nilai,
bukan ilmu. Inilah yang terjadi dengan mahasiswa yang memiliki prinsip “Posisi
Menentukan Prestasi”, mereka hanya mencari nilai, tidak ilmunya. Padahal tujuan
dari sekolah, kuliah, dan berbagai instansi pendidikan adalah ilmu. Ilmu yang
terpenting bukan nilai dan mereka melupakan tujuan mereka mencari ilmu.
Jadi masihkah Anda berprinsip “Posisi Menentukan Prestasi?”.
Apakah ilmu atau hanya nilai yang baik yang Anda kejar? Tanyakan pada diri Anda
sendiri, meminjam kata guru Fisika SMA saya, Ibu Anita, “Carilah ilmu sebanyak
yang kalian bisa dan mampu, maka nilai akan datang sendirinya sebagai
bonus.”