EURO 2012 adalah salah satu pesta olahraga yang sangat
ditunggu bagi penikmat sepakbola sejati sampai dengan masyarakat awam.
Bagaimana tidak, tim-tim terbaik dari daratan eropa beradu aksi di piala eropa
tersebut. Piala eropa memang telah selesai dengan menahbiskan Spanyol sebagai
raja eropa, namun ternyata ada satu hal yang sangat penting agar sebuah tim
dapat berjaya dan bermain baik dalam suatu turnamen besar seperti ini.
Tidak hanya pemain kelas dunia yang dibutuhkan, tidak juga
hanya dengan bermodal pelatih ternama. Yang sangat penting dalam hal ini
ternyata adalah live skill atau yang kita sebut dengan softskil. Tim yang dapat
menampilkan permainan terbaik mereka sudah jelas memiliki apa yang dinamakan
“softskil”. Kerja keras, kerjasama tim, menahan ego, kesabaran, serta memiliki
kepemimpinan merupakan modal yang sangat besar bagi sebuah tim. Bukti nyata
softskill sangat berpengaruh adalah pada tim Belanda. Tidak ada yang meragukan
Belanda dari materi tim, serta pelatihnya, semua merupakan pemain kelas dunia
dan pelatih yang mengantarkan Belanda bermain dengan “Totall Football” nya yang
sangat menghibur. Siapa yang tak kenal dengan Wesley Sneijder, Robin van
Persie, Arjen Robben, Ravael van der Vaart, hingga Ibrahim Affelay. Semuanya
merupakan pemain dengan label “world class player”, namun mereka tidak dapat
menghantarkan Belanda menjadi juara, dan bermain sangat buruk. Yang terjadi
pada mereka adalah egoisme satu pemain dengan yang lainnya, tidak ada kerjasama
tim, dan yang paling buruk adalah tidak ada kepercayaan terhadap kapten mereka,
Mark van Bommel. Inilah yang membuat tim Der Oranje gagal total.
Hal yang sama, namun dengan nasib yang lebih baik adalah
Portugal. Ketergantugan atas Cristiano Ronaldo awalnya membuat sulit permainan
portugal berkembang. Kita tidak melihat sentuhan satu dua serta gocekan pemain
Portugal seperti biasanya yang membuat decak kagum. Namun perlahan mereka
belajar. Kerja keras, semangat pantang menyerah, serta percaya kepada permainan
kolektif yang mengedepankan teamwork, menjadi kunci kebangkitan permainan
Portugal. Namun akhirnya egoisme yang meruntuhkan Portugal pada adu pinalti.
Egoisme Louis Nani yang menginginkan menendang pertama membuat algojo pinalti
yang seharusnya menendang, Bruno Alves menjadi kehilangan kepercayaan diri dan
ketenangan sehingga gagal mengeksekusi pinalti selanjutna. Begitupun Cristiano
Ronaldo yang ngotot menendang pinalti terakhir yang akhirnya dia tidak dapat
menendang pinalti dan Portugal tersingkir.
Berbeda halnya dengan Jerman, Spanyol, dan Itali merupakan
tim terbaik yang dapat menggunakan softskill mereka dengan baik juga. Kombinasi
pemain berkelas, pelatih brillian dengan kerja keras, semangat pantang menyerah
dan kepercayaan kepada kepemimpinan tim membuat tiga tim tersebut bermain
dengan sangat baik dan menghibur. Walaupun hanya ada satu pemenang dalam EURO
2012 yaitu Spanyol, namun tiga tim terbaik inilah yang merupakan “juara”
sesungguhnya. Mereka dapat menggabungkan berbagai aspek untuk kepentingan tim.
Dapat diambil kesimpulan Live skill atau soffskil menentukan kesuksesan. Marilah
kita kembangkan softskill kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar